Film Suzhou River, Maknai Cinta dan Kehilangan dalam Kontrasnya Shanghai

  • 23 Mei 2022 20:06:44
  • Views: 6

TEMPO.CO, Jakarta - Film Suzhou River bisa dinikmati pecinta film mulai bulan ini di aplikasi menonton film berbayar di Klik Film. Film besutan sutradara Lou Ye pada 2000 ini mengisahkan cinta tragis yang berlatar Shanghai kontemporer. Suzhou River menampikan performa memikat Jio Hongsheng dan Zhou Xun dengan ikatan emosi yang intim.

Menyaksikan kembali film ini setelah jeda dua dekade lebih, after taste-nya masih sama. Ada sensasi penyesalan, dukacita, dan kekuatan cinta yang berenang di benak.

Film ini dibuka dengan suasana Sungai Suzhou di Cina dengan air keruh dan lingkungan kumuh menjadi saksi beragam peristiwa dari penemuan mayat hingga warga yang mengadu nasib demi menyambung hidup di Kota Shanghai. Suzhou River berlatar suasana arsitektur gedung-gedung di tepi sungai yang dibangun secara kacau dari bangunan pabrik dan gudang yang ditinggalkan penghuninya, di sepanjang Sungai Suzhou. Suasananya berkebalikan dari wajah baru Shanghai yang mewah.

Seorang videographer (Hua Zhongkai) direkrut bos tempat hiburan, Happy Tarvern, untuk mempromosikan gadis duyung bernama Meimei (Zhou Xun) agar pengunjung makin ramai, justru jatuh hati. Keduanya lantas menjalin kisah cinta. Meimei suatu hari bertanya, andai kelak ia menghilang, akankah videografer mencarinya dengan gigih seperti Mardar (Jio Hongsheng)?

Mardar adalah pengirim barang yang jatuh cinta pada Moudan (Zhou Xun). Suatu hari, kedua partnernya yakni Lao B (Yao Anlian) dan Xiao Hong (Nai An) merencanakan kejahatan dengan melibatkan Moudan sebagai umpan dan meminta tebusan 45 ribu Yuan.

Adegan yang muncul di film Suzhou River, produksi tahun 2000. Foto: Klik Film.

Mengetahui nyawanya hanya dihargai 45 ribu Yuan, Moudan naik pitam lalu terjun dari jembatan sungai. Tubuhnya amblas. Mardar yang syok ikut terjun mencari tubuh Moudan namun tidak ketemu.

Pujian patut diberikan kepada Zhou Xun yang berhasil membangun dua tokoh beda watak dengan sama alaminya. Meimei dan Moudan adalah primadona tak terlupakan di sini. Performa Jio Hongsheng sebagai Mardar juga mampu mengimbangi daya tarik Zhou Xun. Keduanya menganyam kisah cinta tragis lewat pertautan emosi dengan latar belakang terang.

Sineas Lou Ye yang menyutradarai dan membidani cerita ini memoles kisah cinta dua pasang manusia dengan tingkat keintiman yang terus menanjak. Ia hanya butuh waktu kurang dari 90 menit untuk bertutur dengan problem dan emosi terukur.

Menyaksikan Suzhou River ini, membuat penonton memaknai kembali cinta, kehilangan, dan penyesalan. Kita tak perlu meragukan kepiawaian Lou Ye dalam mengemas cerita termasuk sudut pandang penokohan yang tajam sejak awal. Ia sedetail itu menggambarkan semuanya.

Baca juga: Nitram Menguak Kelamnya Pembantaian Puluhan Orang di Porth Arthur, Australia

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.


https://seleb.tempo.co/read/1594409/film-suzhou-river-maknai-cinta-dan-kehilangan-dalam-kontrasnya-shanghai

Sumber: https://seleb.tempo.co/read/1594409/film-suzhou-river-maknai-cinta-dan-kehilangan-dalam-kontrasnya-shanghai
Tokoh

Graph

Extracted

companies ADA, Google, Klik Film,
topics BOS,
products yuan,
nations Australia, Republik Rakyat Cina,
places DKI Jakarta,
cities Shanghai,
cases mayat,