JawaPos.com – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menuturkan bahwa penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak perlu ditangani secara serius. Sebab, hal ini berujung pada kematian hewan ternak yang tentunya merugikan para peternak hewan.
Terkait hal ini, pihaknya telah menemukan serotipe virus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia dengan kode O/ME-SA/Ind-2001/e. Kementan melalui Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) di Surabaya pun tengah membuat vaksin untuk virus PMK.
“Pusvetma buat vaksin ditargetkan selesai 4 bulan atau sebelum Agustus 2022. Selanjutnya akan dilakukan vaksinasi masalah oleh populasi ternak yang berpotensi kena PMK, jelas dia dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR RI, Senin (23/5).
Adapun sebelumnya, vaksin juga pernah dibuat pada tahun 1990, dengan adanya serotipe (sel bakteri pembentuk kekebalan tubuh) vaksin ini dapat diproduksi di dalam negeru. “Kita boleh impor dari India misalnya, atau darimana, tapi misal serotipe berbeda, kita tambah virus masuk ke dalam sini, ini perlu penelitian serius yang melibatkan kita semua, serunya.
“Walaupun dibutuhkan jangka waktu, oleh karena jangka waktu yang ada ini, kita harus hunting di bank vaksin, apakah sudah sesuai serotipe yang sudah kita temukan. Mereka yakin bisa (buat vaksin), memang ada teknis yang dibutuhkan, perlu dilakukan penambahan, sambung Syahrul.
Ia juga menjamin bahwa tidak ada impor-impor vaksin. Pasalnya, terdapat sejumlah negara yang telah menawarkan vaksin tersebut ke Indonesia untuk menyelesaikan rantai penyakit tersebut.