PIKIRAN RAKYAT - Masyarakat Majalengka diimbau untuk tetap menggunakan masker ketika beraktifitas di luar rumah guna mencegah terpapar virus Covid-19.

Hal ini karena virus masih menyebar walaupun saat ini tidak berstatus pandemi atau kategori Kejadian Luar Biasa.

Virus Covid-19 di Majalengka hingga saat ini masih ada dan bisa saja kembali menyebar ketika tingkat kewaspadaan lemah, apalagi bagi penderita comorbid atau anak-anak serta lansia, karena beberapa diantara mereka saat ini belum menjalani vaksinasi.

Dua epidemiolog, Asep Suandi dan Ucu Supriatna, Senin, 23 Mei 2022 mengatakan, masyarakat hanya boleh melepas masker namun hanya dilakukan di luar ruangan (our door) itupun harus tetap menjaga jarak aman dan tidak dilakukan di tempat kerumunan.

Baca Juga: Selain V BTS dan Jennie Blackpink, 7 Pasangan K-Pop Ini Juga Diduga Sempat Menjalin Hubungan Misterius

“Boleh lepas masker, tapi di tempat yang suasananya tidak berkerumun, ini karena melihat risiko penularan sudah mulai berkurang. Namun di dalam ruangan untuk amannya sebaiknya tetap menggunakan masker, karena virus masih ada dan kemungkinan menyebar masih besar kala tingkat kewaspadaan lemah, ucap Asep Suandi.

Ucu Supriatna malah memprediksi kemungkinannya bisa terjadi kasus Kejadian Luar Biasa manakala kewaspadaan lemah. Karena risiko penularan masih ada dan virus masih menyebar, terbukti munculnya kasus masih terjadi walaupun rendah.

Menurutnya yang komorbid tetap wajib menggunakan masker, sebab waktu skrining beberapa diantara mereka tidak menjalani imunisasi sehingga mereka-mereka ini masih rentan terpapar virus, selain itu anak-anak juga belum menjalani imunisasi, dengan demikian tingkat kekebalan tubuhnya lebih lemah dibanding dibanding mereka yang sudah menjalani imunisasi.

Baca Juga: Aksi Ribuan Suporter Man City Merangsek dan Merusak Stadion Makan Korban

“Melihat data, masyarakat umum juga cakupannya belum 80 persen, maka kehati-hatian harus tetap dilakukan, virus belum hilang. Dari kasus endemik bisa jadi wabah kalau peningkatannya signifikan. Status kasusnya tentu sekarang bukan lagi pandemi tapi mungkin hanya Kejadian Luar Biasa apabila kasusnya signifikan atau kasusnya lebih dari 2 kali standar deviasi, kata Ucu.