Ini yang Harus Diketahui Soal Cacar Monyet

  • 23 Mei 2022 13:06:00
  • Views: 7

Indonesiainside.id, Jakarta – Kasus cacar monyet atau monkeypox telah menjangkiti lebih dari 80 orang di 12 negara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menduga banyak kemungkinan kasus yang belum dilaporkan.

WHO juga menyebutkan wabah ini merupakan hal tidak biasa, karena terjadi di negara-negara non-endemik.

Meski tidak menyebutkan negara mana saja yang terdampak. Namun, penularan dikonfirmasi menjangkit di Italia, Swedia, Spanyol, Portugal, Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris.

“Saat kita memasuki musim panas…dengan perkumpulan massal, festival, dan pesta, saya khawatir penularan bisa semakin cepat, kata Direktur WHO untuk kawasan Eropa, Hans Kluge dilansir BBC News Indonesia dikutip Senin (23/5).

Dari semua kasus, menurutnya, hanya satu yang pernah bepergian ke kawasan endemik cacar monyet.

Cacar monyet (monkeypox) biasanya paling sering terjadi di daerah terpencil di Afrika bagian tengah dan barat. Kasus-kasus penyakit ini di negara lain sering dikaitkan dengan perjalanan pasien ke wilayah Afrika.

Cacar monyet adalah infeksi virus langka yang biasanya memiliki gejala ringan. Departemen Kesehatan Nasional Inggris menyebutkan kebanyakan orang yang terinfeksi umumnya sembuh dalam beberapa minggu.

Virus ini pun tidak menyebar dengan mudah antarmanusia. Risikonya terhadap masyarakat luas dikatakan sangat rendah.

Kasus pertama cacar monyet di negara Barat baru-baru ini dilaporkan 7 Mei lalu di Inggris. Pasien yang terinfeksi itu baru saja melakukan perjalanan ke Nigeria. Dia kemungkinan besar telah tertular virus itu sebelum tiba di Inggris, menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA).

Sekarang terdapat sembilan kasus cacar monyet yang dikonfirmasi di Inggris. Sumber dari infeksi itu belum dapat dikonfirmasi, walau menurut WHO berbagai kasus itu tampaknya muncul karena infeksi lokal.

Lima kasus terkonfirmasi cacar monyet juga dilaporkan di Portugal dan juga tujuh kasus lain di Spanyol.

Meskipun tidak ada vaksin yang telah disetujui untuk cacar monyet di Eropa, otoritas kesehatan Spanyol telah membeli ribuan vaksin cacar untuk mengantisipasi jika wabah terjadi, menurut surat kabar Spanyol, El País.

Virus cacar monyet adalah anggota keluarga virus yang sama dengan penyakit cacar atau smallpox (disebabkan virus Varicella).

Di Amerika Serikat bagian utara, otoritas kesehatan negara bagian Massachusetts juga mengkonfirmasi bahwa seorang laki-laki telah terinfeksi cacar monyet.

Laki-laki tersebut, baru-baru ini, melakukan perjalanan ke Kanada, di mana media lokal melaporkan terdapat 13 kasus dugaan virus ini yang sedang diselidiki.

Menurut petugas medis di AS, laki-laki itu telah dirawat di rumah sakit, dan sekarang dalam “kondisi baik serta “tidak menimbulkan resiko bagi publik.

Penyebab Cacar Monyet
Penyakit cacar monyet disebabkan oleh virus cacar monyet, anggota genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae, berdasarkan keterangan WHO.

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis (dapat ditularkan hewan ke manusia) yang terjadi terutama di daerah hutan hujan tropis Afrika tengah dan wilayah barat, serta kadang-kadang dibawa ke daerah lain.

Ada dua jenis virus utama, yang berasal dari Afrika barat dan Afrika tengah.

Dua kasus pasien yang terinfeksi di Inggris sebelumnya melakukan perjalanan dari Nigeria. Jadi, kemungkinan mereka terinfeksi jenis virus Afrika Barat, yang umumnya ringan, walaupun ini belum terkonfirmasi.

Kemudian, kasus ketiga terjadi pada petugas kesehatan yang tertular virus dari salah satu pasien.

Empat kasus terbaru – tiga di London dan satu di timur laut Inggris – tidak memiliki kaitan satu sama yang lain ataupun riwayat perjalanan apapun. Tampaknya, mereka terinfeksi saat berada di Inggris.

UKHSA mengatakan, siapa pun yang khawatir bahwa mereka pernah berinteraksi atau memiliki gejala, harus segera menemui petugas kesehatan.

Apa gejala terinfeksi cacar monyet?
Gejala awal jika terinfeksi cacar monyet adalah demam, sakit kepala, pembengkakan anggota tubuh, sakit punggung, nyeri otot, dan kelesuan.

Setelah demam mencapai puncak dan mereda, ruam atau bintil merah pada kulit muncul dan berkembang.

Seringkali, ruam dimulai pada wajah, kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya, paling sering pada telapak tangan dan telapak kaki.

Ruam, yang bisa terasa sangat gatal, kemudian mengering dan membentuk keropeng, yang kemudian terkelupas. Setelah itu, di tempat bekas ruam muncul bekas luka.

Infeksi biasanya hilang dengan sendirinya dan berlangsung antara 14 dan 21 hari.

Cacar monyet dapat menular ke pihak lain ketika seseorang melakukan kontak fisik yang dekat dengan orang yang terinfeksi.

Virus masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan atau melalui mata, hidung hingga mulut.

Penyakit ini tidak digambarkan sebagai infeksi yang dapat menular secara seksual, tetapi dapat ditularkan melalui kontak langsung saat berhubungan seks.

Cacar monyet juga dapat menyebar melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi seperti monyet, tikus dan tupai, atau melalui benda yang terkontaminasi virus, seperti tempat tidur dan pakaian.

Sebagian besar kasus cacar monyet masuk dalam kategori ringan, terkadang menyerupai cacar air, dan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu.

Namun, cacar monyet terkadang bisa lebih parah, dan telah dilaporkan menyebabkan kematian di Afrika barat.

Virus ini pertama kali diidentifikasi pada monyet yang hidup penangkaran. Sejak tahun 1970 telah terjadi wabah sporadis yang dilaporkan terjadi di 10 negara Afrika.

Pada tahun 2003, penyakit ini menginfeksi pasien di Amerika Serikat, untuk pertama kalinya terlihat di luar Afrika.

Para pasien di AS tertular penyakit ini dari kontak dekat dengan anjing padang rumput yang telah terinfeksi oleh berbagai mamalia kecil yang diimpor ke negara itu.

Sebanyak 81 kasus dilaporkan, tetapi tidak ada yang mengakibatkan kematian.

Pada tahun 2017, Nigeria mengalami wabah terbesar yang terdokumentasi, sekitar 40 tahun setelah negara itu memiliki kasus cacar monyet terakhir yang dikonfirmasi. Saat itu terdapat 172 kasus suspek cacar monyet dan 75% korban adalah laki-laki berusia antara 21 dan 40 tahun.

Apakah ada obat untuk cacar monyet?
Tidak ada pengobatan untuk cacar monyet, tetapi wabah ini dapat dikendalikan dengan pencegahan infeksi.

Vaksinasi terhadap cacar telah terbukti 85% efektif dalam mencegah cacar monyet, dan kadang-kadang masih digunakan hingga sekarang .

Para ahli kesehatan mengatakan, masyarakat tidak berada di ambang wabah nasional dan, menurut Kesehatan Masyarakat Inggris, risiko terhadap publik masuk dalam kategori rendah.

“Fakta bahwa hanya satu dari 50 kontak dengan pasien awal yang terinfeksi, menunjukkan betapa kurang baiknya infeksi virus ini, kata Jonathan Ball, profesor virologi molekuler di Universitas Nottingham.

“Jadi, salah untuk berpikir bahwa kita berada di ambang wabah nasional, tuturnya.(Nto)

 


https://indonesiainside.id/headline/2022/05/23/ini-yang-harus-diketahui-soal-cacar-monyet

Sumber: https://indonesiainside.id/headline/2022/05/23/ini-yang-harus-diketahui-soal-cacar-monyet
Tokoh

Graph

Extracted

companies ADA,
ngos WHO,
events vaksinasi,
products vaksin,
nations Amerika Serikat, Indonesia, Inggris, Italia, Kanada, Nigeria, Portugal, Spanyol, Swedia,
places DKI Jakarta,
cities London,
animals Anjing, Monyet,