IDXChannel - Terkait pengajuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) penambahan alokasi subsidi energi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudistira menilai hal itu sudah tepat dilakukan.

Dijelaskan Bhima, masyarakat pendapatan menengah ke bawah perlu disupport pemerintah dari risiko inflasi tinggi. Jika harga BBM dan LPG naik maka garis kemiskinan akan naik, banyak yang rentan miskin jatuh jadi orang miskin baru, kata Bhima kepada MNC Portal Indonesia, Sabtu (21/5/2022).

Ia juga menambahkan bahwa data survei konsumen menunjukkan indeks pendapatan kelompok pengeluaran satu sampai dua juta perbulan masih turun.

Artinya antara kenaikan harga barang dengan pendapatan belum seimbang. Sebelumnya sudah kena PPN 11%, minyak goreng dan cabai mahal, kebutihan pokok paska lebaran belum ada penurunan signifikan, sementara di kuartal setelah lebaran THR mulai tipis, jadi daya beli bisa turun, ungkapnya.

Lanjut ia menjelaskan meski pelebaran subsidi energi menambah defisit sebenarnya ada cara alternatif yang bisa dilakukan yaitu memangkas belanja infrastruktur yang belum urgen. Menurut Bhima, pos infrastruktur bisa digeser ke subsidi energi.

Pemerintah juga mendapat windfall penerimaan pajak dan PNBP dari ekspor batubara yang naik tinggi, Jadi ini masalahnya mau di realokasikan ke stabilitas harga atau ada agenda lain, pungkas Bhima. (FHM)