3 Perawatan Kulit yang Penting setelah Paparan Sinar Matahari

  • 21 Mei 2022 20:05:01
  • Views: 4

TEMPO.CO, Jakarta - Perawatan kulit sebelum terkena paparan sinar matahari sangat penting untuk melindungi efek buruk sinar ultraviolet. Tetapi bagaimana dengan perawatan setelahnya?

Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa merawat kulit setelah paparan sinar matahari sama pentingnya dengan melakukan tindakan pencegahan, kata dokter kulit bersertifikat Kim Nichols, seperti dikutip Mind Body Green, jumat, 20 Mei 2022.

Inilah tiga perawatan kulit yang perlu dilakukan setelah terpapar sinar matahari.

1. Jangan lewatkan perawatan sebelumnya

Ada dua aturan utama dari perawatan matahari yang aman. Pertama, pastikan menutupi kulit (wajah dan tubuh) dengan sun protection factor atau SPF. Disarankan memilih produk mineral non-nano karena lebih baik untuk kulit dan lingkungan.

Hindari berjemur untuk olahraga, dan tutupi kulit dengan topi atau pelindung untuk ekstra hati-hati. Jika mengikuti langkah-langkah ini, rutinitas pasca-matahari akan jauh lebih mudah.

2. Mandi air dingin 

Setelah menghabiskan berjam-jam di bawah sinar matahari, hal pertama yang ingin dilakukan adalah membilas kotoran dan sisa SPF yang tertinggal di kulit. Setelah hari yang panjang di bawah sinar matahari, langkah pertama yang saya sarankan adalah mandi air dingin atau mandi untuk membersihkan kulit, meminimalkan peradangan, dan meredakan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh sinar UV matahari, kata Nichols. Untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut pada kulit, yang terbaik adalah mandi atau mandi sebentar.

Mandi lebih pendek juga akan menjaga mikrobioma tetap utuh, yang penting untuk penyembuhan pasca-paparan sinar matahari. Produk apa pun yang digunakan di kamar mandi harus menenangkan dan menghidrasi, jadi hindari scrub yang keras atau pembersih tubuh yang mengelupas. Hal yang sama berlaku untuk pembersih wajah, pilih produk yang lembut dan tidak mengiritasi.

3. Melembapkan

Mungkin langkah terpenting dalam rutinitas pasca-matahari adalah menghidrasi kembali kulit dengan pelembap berkualitas tinggi. Nichols merekomendasikan mencari losion tubuh yang mengandung humektan dan emolien. Kulit membutuhkan bahan-bahan yang menarik air ke dalam kulit dan mengisi celah-celah, sehingga membuat kulit kenyal dan lembut.

Salah satu humektan yang umum ditemukan dalam pelembap tubuh dan wajah adalah asam hialuronat. Jangan lupa juga menggunakan produk favorti perawatan setelah paparan sinar matahari, yakni lidah buaya. “Standar emas untuk produk alami adalah lidah buaya, kata dokter kulit bersertifikat Christina Chung. Lidah buaya bekerja dengan baik untuk perawatan pasca-matahari karena sifat anti-inflamasinya.

Sedangkan untuk emolien, Nichols lebih memilih minyak nabati seperti squalene untuk membantu menjaga penghalang kelembapan kulit untuk hidrasi yang tahan lama. Squalene juga berfungsi ganda sebagai oklusif, yang berarti mengunci kelembapan. Squalene juga mengandung antioksidan yang penting bekerja untuk melawan radikal bebas, mengelola stres oksidatif, dan melindungi kulit dari stres lingkungan, seperti sinar UV dan polusi.

Sebaiknya hindari produk perawatan kulit yang mengandung bahan kimia pengelupas setelah menghabiskan waktu di bawah sinar matahari. Hindari produk tubuh dan wajah yang mengandung AHA atau BHA. Serum dan lotion tubuh retinol adalah hal lain yang tidak boleh diaplikasikan untuk perawatan pasca-matahari. Gunakan produk ini beberapa hari sebelum paparan sinar matahari. 

Baca juga: Efektifkah Tabir Surya Tabur Melindungi Kulit dari Efek Buruk Sinar Matahari?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.


https://cantik.tempo.co/read/1593781/3-perawatan-kulit-yang-penting-setelah-paparan-sinar-matahari

Sumber: https://cantik.tempo.co/read/1593781/3-perawatan-kulit-yang-penting-setelah-paparan-sinar-matahari
Tokoh

Graph

Extracted

companies ADA, Telegram,
products emas,
places DKI Jakarta,
animals buaya,