antvklik.com - Harga minyak goreng Curah di pasar Palmerah hari ini Jumat (20/5/2022) sudah kembali turun, Masyarakat senang diantara semabako yang rata-rata harganya Naik

Presiden Jokowi kembali mengizinkan ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan minyak goreng mulai Senin (23/5/2022) mendatang, keputusan ini diambil karena adanya beberapa pertimbangan.

Salah satu pertimbangan yang mendasar ialah pasokan minyak goreng di tanah air yang sudah kembali melimpah.

Menurut Presiden, jumlah pasokan minyak goreng telah melonjak dari yang sebelumnya hanya sebanyak 64.500 ton, kini menjadi 211.000 ton per bulan. Angka tersebut sudah melebihi kebutuhan nasional per bulannya, yaitu diangka 194.000 ton.

Hal ini tentu berdampak positif dari segi ketersediaan minyak sawit didalam negeri setelah adanya penutupan pintu ekspor CPO kurang dari satu bulan ini.

Selain itu, pertimbangan lainnya yaitu terdapat adanya penurunan harga rata-rata minyak goreng, dalam hal ini minyak Curah.

Untuk Harga Minyak Goreng Curah di Pasar Palmerah sendiri, dari beberapa pedagang yang penulis temui, pada hari ini Jumat (20/5/2022) para pedagang menjualnya dengan harga sebesar 18.000 hingga 19.000 Per kilonya.

Ini murah sekarang 18.000, bukan lalu kan bisa 21.000. Sebenernya hari ini harga dari agen udah turun lagi, cuma punya saya stok kemaren jadi harga lama tutur salah satu pedagang di pasar palmerah

Artinya hal ini memang terbukti benar bahwa saat ini terjadi penurunan harga untuk minyak goreng curah. Karena apabila dibandingkan dengan data pada bulan April lalu atau sebelum adanya pelarangan ekspor, harga rata-rata minyak goreng curah secara nasional menyentuh angka lebih dari Rp.20.000 per kilonya.

Tentu ini menjadi kabar baik bagi masyarakat indonesia yang memang akhir-akhir ini atau sebelum bulan puasa lalu hampir semua harga sembako semuanya naik.

Alhamdulillah udah berangsur turun, semoga semakin turun harganya tutur seorang pembeli bernama dewi

Lanjutnya, ia berharap harga minyak tidak lagi memberatkan mereka terlebih saat ini masih dalam Pandemi Covid 19.

Doni Permana - Mahendra Dewanata