Sejumlah Langkah Jembatani Kesenjangan Akses Internet di Indonesia

  • 20 Mei 2022 12:18:00
  • Views: 10

INTERNET merupakan salah satu inovasi terbesar di zaman kita dan memiliki potensi besar untuk menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan setara. Internet memungkinkan usaha kecil mengakses pasar di seluruh dunia.

Internet menjadi sumber belajar yang memungkinkan siswa di lokasi termiskin dan terpencil mengakses informasi yang sama seperti anak-anak di daerah kaya. Internet memberikan peluang bagi rumah tangga pedesaan mendapatkan layanan kesehatan digital di manapun mereka berada.

Baca juga: Bank Dunia: Kesenjangan Digital Indonesia Lebar, 49 Persen Penduduk Belum Akses Internet

Ini adalah kantor berita yang hampir gratis, yang memungkinkan individu berbagi informasi dengan banyak orang lain, dan memungkinkan kebebasan berbicara.

Sebanyak 94 juta orang dewasa tak dapat mengakses internet

Namun, tidak semua orang memiliki akses ke internet. Di Indonesia tahun 2019, sebanyak 94 juta orang dewasa tidak dapat mengakses internet di perangkat seluler dan bahkan lebih sedikit orang yang memiliki akses ke internet broadband tetap.

Hampir 80 persen dari mereka yang tidak terhubung itu berada di daerah pedesaan non-metro di Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali, yang merupakan tiga pulau terpadat di negara ini. Selain itu, 60 hingga 70 persen warga yang tinggal di kawasan timur Indonesia tidak memiliki koneksi yang memadai karena kualitas layanan yang bervariasi.

Kesenjangan antara si kaya dan si miskin digital di Indonesia memperkuat kesenjangan sosial-ekonomi. Seperti yang ditunjukkan dalam laporan Beyond Unicorn Bank Dunia, orang dewasa muda sepuluh kali lebih mungkin memiliki akses internet seluler daripada warga lanjut usia.

Pada saat yang sama, mereka yang berpendidikan tinggi lima kali lebih mungkin untuk terhubung ke internet daripada mereka yang pendidikannya terbatas pada pendidikan menengah pertama atau kurang. Selain itu, individu dari keluarga berpenghasilan rendah tiga kali lebih kecil kemungkinannya untuk memiliki akses internet dibandingkan anak-anak yang lahir dari keluarga paling sejahtera.

Kesenjangan ini akan menahan pertumbuhan ekonomi dan akan memperlebar kesenjangan sosial karena peluang diambil oleh mereka yang memiliki akses internet tetapi bukan mereka yang mungkin paling membutuhkannya. Situasi ini diperparah kondisi di luar kendali individu, seperti di mana orang tinggal atau keadaan ekonomi keluarga mereka.

Hal itu pada akhirnya akan menimbulkan biaya bagi masyarakat dalam hal hilangnya sumber daya manusia dan hilangnya potensi ekonomi. Mendobrak hambatan konektivitas internet seluler di Indonesia akan sangat penting untuk memberikan manfaat ekonomi digital bagi semua.

Hampir setengah dari orang dewasa Indonesia tidak memiliki telepon yang mendukung internet (misalnya, smartphone) sebelum pandemi Covid-19. Hal ini menciptakan hambatan mendasar untuk online. Perangkat itu masih terjangkau bagi banyak orang, meskipun harga ponsel telah turun tajam selama beberapa dekade terakhir. Membeli telepon berkemampuan internet paling murah akan menelan biaya yang setara dengan seperlima pengeluaran bulanan orang berpenghasilan rendah.

Baca juga: VIK Virion Guru Avan, Komik tentang Covid-19 dan Kesenjangan Digital untuk Anak


https://tekno.kompas.com/read/2022/05/20/10170887/sejumlah-langkah-jembatani-kesenjangan-akses-internet-di-indonesia
 

Sumber: https://tekno.kompas.com/read/2022/05/20/10170887/sejumlah-langkah-jembatani-kesenjangan-akses-internet-di-indonesia
Tokoh

Graph

Extracted

ngos World Bank,
nations Indonesia,
cases covid-19,