Elshinta.com - Persoalan ketahanan pangan menjadi sebuah  bahasan yang sangat penting. Terlebih, banyak kajian di masa depan antara istilah food security dan food sevornity. Demikian dikatakan Wakil Rektor IV Bidang Riset dan Inovasi Universitas Brawijaya (UB) Malang, Bambang Susilo usai membuka seminar nasional kedaulatan pangan di Gedung Widya Loka UB, Rabu (15/6).

Sementara itu Prof. Dr. Ir. Risfaheri Msi PLT Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional sangat mengapresiasi seminar nasional yang digelar oleh dewan Profesor UB.

“Badan Pangan Nasional mempunyai tugas penting salah satunya memberikan kebijakan secara langsung pada badan usaha seperti Perum Bulog, ungkapnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, El Aris.

Selain itu, menurut Risfaheri Badan Pangan Nasional juga mempunyai tantangan, salah satunya terkait produksi pangan tidak merata antar musim dan kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan.

“Tentu masalahan kemandirian dan kedaulatan menjadi sangat penting apalagi dengan kondisi global seperti saat ini dimana ada negara yang menahan ekspor guna menjaga ketahanan pangan, ujarnya.

Sementara itu, Rahmat Syafaat salah satu nara sumber mengungkapkan ada kesalahan pemahaman antara pengambil keputusan dengan akademisi.

“Dari sisi pengambil keputusan tetap mempertahankan ketahanan pangan dimana ketahanan pangan sebuah proses pemenuhan pangan dimana warga negara tidak mempersoalkan bahan pangan itu dari mana sementara kontek akademis kedaulatan pangan memandang pada bagaimana negara memenuhi kebutuhan petaninya sendiri,“ ungkapnya.

Sementara saat ini justru petani berdasi yang menikmati. “Karena itu perlu ada perubahan paradigma dimana ketahanan pangan dirubah menjadi kedaulatan pangan, tandasnya.